10 Fakta Atau Mitos Makanan Yang Sering Di Perdebatkan

10 Fakta Atau Mitos Makanan Yang Sering Di Perdebatkan - Featured Image

10 Fakta Atau Mitos Makanan Yang Sering Di Perdebatkan - Featured Image

Bagikan artikel ini:

Fakta Atau Mitos Makanan – Setiap tahun, kita merayakan Hari Gizi Nasional pada tanggal 25 Januari. Perayaan ke-64 kali ini menyoroti Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang Kaya Protein Hewani untuk mencegah stunting, dengan slogan “MPASI Berkualitas Untuk Generasi Emas”.

Pemilihan tema ini sangat relevan mengingat tingginya angka stunting di Indonesia, mencapai 21,6 persen menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022.

Ironisnya, selama 64 tahun terakhir, masih banyak masyarakat Indonesia yang terpengaruh oleh mitos makanan yang salah yang tersebar di media sosial.

Akibatnya, mereka enggan mengonsumsi makanan tersebut karena khawatir akan penyakit atau dampak kesehatan di masa depan.

Fakta Atau Mitos Makanan

Jika Anda termasuk yang mempercayai berita hoax mengenai makanan, berikut beberapa mitos atau fakta penting yang perlu diketahui.

1. Kopi Sebagai Pemacu Energi

Kopi Sebagai Pemacu Energi
Kopi Sebagai Pemacu Energi

Kopi menjadi minuman favorit di kalangan masyarakat Indonesia karena diyakini dapat mengatasi rasa kantuk dan meningkatkan energi.

Namun, perlu diingat bahwa informasi tersebut tidak sepenuhnya benar. Kafein dihasilkan di hati dan sekitar 75 persennya dikeluarkan dari tubuh dalam waktu maksimal lima jam.

2. Kol Goreng dan Mitos Kanker

Kol Goreng dan Mitos Kanker
Kol Goreng dan Mitos Kanker

Popularitas kol goreng yang disajikan di beberapa rumah makan ayam geprek membuat banyak orang ketagihan akan rasanya.

Tersebar kabar bahwa mengonsumsi kol goreng dapat memicu pertumbuhan kanker. Namun, menurut Prof.Dr.Ir. Ali Khomsan, MS, seorang Guru Besar di bidang Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga IPB, kol adalah sayuran yang memiliki zat antikanker dan kaya serat.

Beliau juga menyatakan bahwa menggoreng kol tidak menjadi masalah dan tidak akan memicu kanker. Risiko kanker pada makanan ini lebih terkait dengan minyak jelantah yang sering digunakan di rumah makan.

3. Manfaat Udang untuk Perkembangan Otak Janin

Sebuah fakta yang jarang diketahui banyak orang, terutama ibu hamil, adalah bahwa mengonsumsi udang selama kehamilan sangat bermanfaat. Makanan laut ini mengandung DHA, EPA, dan kolin yang berperan dalam meningkatkan perkembangan otak janin.

Dengan kata lain, ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi udang, asalkan tidak memiliki alergi terhadap makanan tersebut.

4. Mitos Panaskan Bayam

Banyak orang kurang suka makanan dingin dan memilih memanaskan ulang makanan menggunakan microwave untuk mengembalikan cita rasanya.

Namun, tidak semua jenis makanan dapat dipanaskan ulang dengan metode ini, salah satunya adalah bayam.

Memanaskan bayam sangat tidak disarankan karena dapat mengubah nitrat (NO3) menjadi nitrit (NO2), yang dapat memicu pembentukan zat karsinogen penyebab kanker.

5. Vitamin C Sebagai Penangkal Flu

Musim hujan seringkali memicu penyakit flu.

Di musim ini, buah jeruk sering dianggap sebagai penangkal efektif karena kandungan vitamin C-nya.

Namun, health.harvard.edu mengungkapkan bahwa efektivitas vitamin C hanya optimal bagi mereka yang mengonsumsinya secara rutin dan berolahraga secara teratur.

Bagi yang hanya mengonsumsi vitamin C setiap hari, masih berpotensi terkena flu.

6. Telur dan Mitos Kolesterol

Ada kepercayaan bahwa mengonsumsi telur, khususnya kuningnya, dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh.

Namun, penelitian tahun 2018 menunjukkan bahwa telur bukan penyebab utama lonjakan kolesterol.

Sebaliknya, telur sangat direkomendasikan karena mengandung nutrisi seperti zinc, zat besi, antioksidan lutein, vitamin D, dan kolin yang bermanfaat untuk kesehatan otak.

7. Makanan Pedas Tidak Menyebabkan Maag

Banyak masyarakat Indonesia yang menyukai makanan pedas, tetapi bagi mereka yang memiliki masalah maag, seringkali menghindari makanan pedas karena takut memicu asam lambung atau maag.

Faktanya, penyakit asam lambung atau maag disebabkan oleh pertumbuhan bakteri bernama Helicobacter pylori.

Bakteri ini umumnya tumbuh di saluran pencernaan dan cenderung menyerang lapisan perut. Oleh karena itu, sensasi panas di dalam tubuh lebih disebabkan oleh bakteri tersebut daripada oleh makanan pedas.

8. Roti Whole Wheat Lebih Sehat

Mitos selanjutnya menyatakan bahwa roti multigrain lebih sehat daripada roti putih.

Namun, faktanya tidak selalu demikian karena beberapa pabrik makanan menggunakan berbagai biji-bijian olahan untuk membuat roti multigrain.

Jika mencari opsi roti yang lebih sehat, disarankan untuk memilih roti dengan label whole wheat. Roti jenis ini mengandung nutrisi yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes.

9. Kubis Bukan Sayuran Paling Sehat

Ada pendapat yang menyatakan bahwa kubis adalah sayuran paling sehat, namun kenyataannya itu hanyalah mitos belaka.

Menurut daftar sayuran yang dirilis oleh Centers for Disease Control and Prevention, kubis berada di urutan ke-15. Sayuran yang menempati posisi pertama adalah watercress atau selada air.

Walaupun tidak berada di peringkat tertinggi, kubis tetap merupakan pilihan yang baik karena kaya akan nutrisi seperti vitamin A, vitamin K, vitamin C, vitamin B6, mangan, kalsium, dan folat.

10. Manfaat Wortel yang Dimasak

Mitos atau fakta terakhir yang sering beredar di media sosial adalah pernyataan bahwa mengonsumsi wortel secara mentah lebih sehat.

Wortel memang mengandung vitamin A yang bermanfaat untuk kesehatan mata.

Namun, pernyataan untuk mengonsumsinya mentah tidak sepenuhnya benar. Menurut Journal of Agricultural and Food Chemistry, wortel yang dimasak hingga matang justru mengalami peningkatan kandungan nutrisi yang lebih baik.