Penipuan di Google Maps kian Marak, Pengusaha Rental Mobil Kena Imbasnya

Penipuan di Google Maps kian Marak, Pengusaha Rental Mobil Kena Imbasnya - Featured Image

Penipuan di Google Maps kian Marak, Pengusaha Rental Mobil Kena Imbasnya - Featured Image

Bagikan artikel ini:

Penipuan di Google Maps – Modus penipuan terbaru di layanan Google Maps tidak berhubungan dengan lokasi palsu, tetapi lebih kepada penipuan oleh pemilik usaha yang mencantumkan lokasi usaha mereka di Maps. Penipu menggunakan kolom tanya jawab pada Google Maps versi PC desktop, yang dapat diakses melalui browser internet.

Hasil pemantauan kami menunjukkan bahwa sebagian besar jasa rental mobil di Jakarta yang terdaftar di Google Maps telah disusupi oleh akun-akun penipu. Kami membuka halaman Google Maps desktop melalui browser Chrome, memasukkan kata kunci “sewa mobil” di kolom pencarian di pojok kiri atas.

Google Maps menampilkan berbagai jasa rental/sewa mobil di Jakarta dengan ikon titik-titik merah dan nama bisnis masing-masing. Saat kami mengecek satu per satu, hampir semua bisnis rental yang memiliki fitur Tanya Jawab di Google Maps ternyata telah disusupi oleh akun-akun penipu.

Penipuan di Google Maps kian Marak
Penipuan di Google Maps kian Marak

Dalam pengalaman kami, dari 10 usaha rental mobil di Jakarta yang kami periksa, 8 di antaranya sudah terlibat dalam modus penipuan ini. Ketika pengguna bertanya di kolom tanya jawab pada profil bisnis tertentu, akun penipu akan merespons seolah-olah mereka adalah pemilik bisnis tersebut.

Mereka mencantumkan nomor HP dan seringkali akun yang sama atau akun penipu lainnya ikut menjawab dengan mengatakan, “Silakan hubungi nomor yang tercantum di atas.”

Akun-akun penipu ini menggunakan berbagai nama yang beragam, seperti “Akun pemilik,” “Pemilik asli,” “Owner,” “Admin rental,” dan sebagainya. Sebagai contoh, dalam kolom tanya jawab salah satu profil usaha rental mobil di Palmerah, Jakarta Barat, seorang pengguna bertanya tentang mekanisme sewa mobil.

Akun dengan nama “AKUN RENTAL sewa mobil” memberikan jawaban dengan mencantumkan nomor kontak, mengarahkan pengguna untuk menghubunginya jika ingin melakukan sewa. Namun, akun tersebut bukanlah akun pemilik usaha rental sebenarnya. Biasanya, nama akun pemilik seharusnya sama dengan nama usaha yang tercantum di Maps.

Selain itu, Google memberikan tanda verifikasi pada akun pemilik usaha yang asli dengan centang biru di foto profil mereka. Ada juga keterangan “(Owner)” yang ditambahkan Google di belakang nama akun pemilik usaha yang terdaftar di Maps.

Beberapa pemilik usaha rental mobil di Jakarta menyadari adanya akun penyusup yang mencoba menipu dengan memberikan nomor kontak palsu. Modus penipuan di Google Maps ini tampaknya masih aktif dan sering terjadi, karena postingan penipuan terlihat baru diunggah dalam waktu beberapa jam atau bahkan beberapa menit sebelumnya.

Kemungkinan besar, modus penipuan yang serupa juga dapat diterapkan pada jenis usaha lain di Google Maps yang mengharuskan pelanggan untuk melakukan transfer uang muka (down payment/DP).

Meskipun telah berusaha menghubungi perwakilan Google di Indonesia untuk mendapatkan tanggapan, pihak berwenang masih belum memberikan tanggapan resmi hingga saat berita ini ditayangkan. Masalah ini memerlukan perhatian serius untuk mengatasi penipuan yang merugikan pengguna dan bisnis yang sah di platform Google Maps.

Mengapa Terjadi Penipuan di Google Maps?

Penipuan di Google Maps kian Marak - Mengatasnamakan Rental
Penipuan di Google Maps kian Marak – Mengatasnamakan Rental

Penipuan pada umumnya terjadi di platform yang sering digunakan oleh pengguna, seperti aplikasi pesan instan atau aplikasi keuangan. Namun, mengapa modus penipuan juga terjadi di layanan Google Maps?

Menurut pakar keamanan siber, Alfons Tanujaya, penipu memanfaatkan sistem Google yang memberikan kebebasan kepada setiap akun untuk memberikan komentar di Maps. Dalam layanan peta online ini, Google memungkinkan setiap pengguna yang memiliki akun Google untuk memberikan komentar atau mengunggah ulasan di profil bisnis mana pun di Maps.

Kebebasan ini menjadi alat yang dimanfaatkan oleh penipu untuk menyaring calon konsumen atau korban mereka. Selain itu, popularitas Google Maps sebagai sumber informasi konsumen juga membuat layanan navigasi ini menjadi target bagi penipu untuk menjaring korban.

“Google Maps populer dan sering dijadikan sebagai sumber informasi konsumen untuk mendapatkan layanan. Oleh karena itu, aplikasi yang populer seringkali menjadi sasaran eksploitasi bagi mereka yang ingin mengambil keuntungan dari situasi ini,” ungkap Alfons kepada Kami pada Jumat (22/12/2023).

Untuk menghindari modus penipuan yang melibatkan pemalsuan identitas sebagai pemilik atau admin profil bisnis di Google Maps, Alfons memberikan beberapa tips kepada pengguna:

  1. Teliti Ulasan dan Kolom Tanya Jawab: Pengguna sebaiknya membaca ulasan dan kolom tanya jawab dengan teliti. Waspadai komentar yang mencurigakan atau meminta Anda menghubungi nomor tertentu tanpa bukti yang jelas.
  2. Jangan Mudah Percaya pada Ulasan: Jangan terlalu mudah percaya pada ulasan di Google Maps. Ulasan dapat dipalsukan, jadi sebaiknya jadikan ulasan sebagai referensi, bukan satu-satunya faktor penentu.
  3. Periksa Profil Bisnis Secara Lengkap: Untuk memastikan akun pemilik usaha terkait di Google Maps, pengguna dapat mengunjungi profil lengkap toko atau usaha yang dimaksud. Profil biasanya mencantumkan informasi resmi, seperti nomor telepon usaha, alamat, dan informasi terkait lainnya.
  4. Laporkan Spam: Google memiliki mekanisme pelaporan spam di Maps. Pengguna bisa melaporkan spam jika menemui akun atau komentar yang mencurigakan. Google akan menghapusnya jika laporan tersebut benar, tetapi penipu seringkali mengubah identitas mereka untuk menghindari deteksi.
  5. Mengizinkan Pemilik Usaha untuk Menghapus Jawaban yang Tidak Benar: Alfons menyarankan Google agar memberikan pemilik usaha kemampuan untuk menghapus jawaban yang tidak benar. Ini akan membantu pemilik usaha untuk merespons komentar palsu atau tidak benar dengan lebih efektif.
  6. Memberikan Penilaian kepada Pengulas (Reviewer): Selain itu, pengulas (reviewer) dapat diberi penilaian oleh pemilik usaha. Ini memungkinkan pemilik usaha untuk memberikan tanggapan terhadap ulasan yang tidak berdasar atau tidak memiliki bukti yang jelas.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan pengguna dapat lebih waspada dan melindungi diri mereka dari modus penipuan yang melibatkan Google Maps, sambil juga memberikan saran untuk meningkatkan keamanan dan kepercayaan dalam platform tersebut.

Tips terhindar penipuan di Google Maps

Penipuan di Google Maps kian Marak
Penipuan di Google Maps kian Marak

Berikut adalah tips dari Alfons untuk menghindari penipuan di Google Maps:

  1. Pastikan Kontak yang Diberikan Valid dan Milik Pemilik Bisnis Asli: Ketika Anda berinteraksi dengan bisnis di Google Maps dan diberikan nomor kontak, pastikan nomor tersebut valid dan benar-benar milik pemilik bisnis asli. Verifikasi nomor telepon tersebut sebelum melakukan transaksi.
  2. Teliti Informasi di Google Maps: Teliti informasi yang tercantum di profil bisnis di Google Maps. Pastikan alamat, nomor telepon, dan informasi lainnya sesuai dengan yang seharusnya. Jika ada ketidaksesuaian atau informasi yang mencurigakan, sebaiknya waspada.
  3. Jangan Mudah Percaya Postingan Menyesatkan atau Menjanjikan Keuntungan: Hati-hati dengan postingan yang terlihat menjanjikan keuntungan besar atau menyesatkan. Penipu sering menggunakan taktik ini untuk menarik perhatian dan menipu pengguna.

Selain itu, beberapa pemilik bisnis telah mengaktifkan fitur chat langsung di Google Maps sebagai alternatif dari fitur tanya jawab yang rentan terhadap modus penipuan. Pengguna dapat memanfaatkan fitur chat ini melalui Google Maps versi mobile untuk berkomunikasi dengan bisnis secara lebih aman.

Dengan mengikuti tips ini, pengguna dapat meningkatkan keamanan mereka saat berinteraksi dengan bisnis di Google Maps dan menghindari jatuh ke dalam modus penipuan.