Kim Jong Un Merintahkan Dukungan untuk Palestina

Kim Jong Un Merintahkan Dukungan untuk Palestina - Featured Image

Kim Jong Un Merintahkan Dukungan untuk Palestina - Featured Image

Bagikan artikel ini:

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, telah memerintahkan dukungan untuk Palestina, menurut laporan terbaru. Kim, pemimpin absolut berusia 40-an tahun tersebut telah menginstruksikan para pejabatnya untuk memobilisasi dukungan untuk Palestina, dalam tengah situasi konflik melawan Israel.

Agen mata-mata Korea Selatan mengkonfirmasi hal ini, menambahkan insinyurasi bahwa Korea Utara juga bisa terlibat dalam perdagangan senjata dengan kelompok militan dalam konflik Israel-Palestina tersebut. Adanyak dukungan ini memperkuat blok internasional anti-AS yang mana Palestina atau Hamas menjadi mitra lain dalam upaya tersebut.

Namun, keterlibatan negara Korea Utara dalam memberikan pasukan senjata, makanan, atau pasokan medis ke Palestina dalam konflik Israel-Palestina tersebut diragukan mengingat adanya sanksi berat yang dikenakan terhadap negara ini.

Korea Utara dan Palestina: Hubungan Dalam Sejarah

Kim Jong Un - Dukungan untuk Palestina
Kim Jong Un – Dukungan untuk Palestina

Kim Jong Un bukanlah pemimpin Korea Utara pertama yang mendukung Palestina. Ayah dan kakeknya, Kim Jong Il dan Kim Il Sung, juga dikenal mendukung negara ini di tengah konflik dengan Israel, merespons kepada kondisi geopolitis yang rumit dan sering kali bergejolak di Timur Tengah.

Kim Il Sung, pendiri negara dan kakek Kim Jong Un, memposisikan Korea Utara sebagai pemain global sejak awal, seringkali merangkul perjuangan anti-kolonial dan anti-imperialis di seluruh dunia. Hubungan ini melebar hingga mencakup Palestina, dan sejarah mencatat pidato Kim Il Sung yang menegaskan solidaritasnya dengan ‘perjuangan heroik rakyat Palestina.’

Kim Jong Il, ayah Kim Jong Un, tidak kurang dalam mendukung Palestina. Dia mengekspresikan posisinya melalui berbagai pidato dan pengakuan internasional, memberikan retorika konstan tentang dukungan Korea Utara untuk Palestina dan mengecam keras pendudukan Israel.

Pada era Kim Jong Un, langkah-langkah ini terus berlanjut, dengan klaim mendukung Palestina di tengah konflik dengan Israel. Namun, sejauh ini, belum ada bukti konkret bahwa Pyongyang benar-benar telah memberikan bantuan militer kepada Palestina. Ada pertanyaan serius tentang sejauh mana Korea Utara dapat atau mau memberikan bantuan substansial, mengingat tekanan ekonomi dan sanksi internasional yang intens terhadap negara itu.

Tanggapan Internasional terhadap Dukungan untuk Palestina oleh Kim Jong Un

Tanggapan Internasional - Dukungan untuk Palestina
Tanggapan Internasional – Dukungan untuk Palestina

Tindakan Kim Jong Un ini telah menimbulkan kegusaran di kalangan komunitas internasional. Sebagai negara yang telah lama dikucilkan dan berada di bawah sanksi berat dari Dewan Keamanan PBB karena program nuklir dan misilnya, ditambah dengan keputusan Kim untuk mendukung Palestina, ini merumitkan lansekap diplomasi internasional dan memperburuk tensi di kawasan.

Beberapa negara telah merasa perlu untuk mengambil pendekatan berhati-hati. Negara Eropa dan anggota lain dari Dewan Keamanan PBB mungkin perlu melakukan penilaian ulang terhadap Korut, termasuk sejauh mana mereka bersedia mendukung atau menentang kebijakan Pyongyang yang baru dan potensial akan merusak ini.

Namun, hingga saat ini, belum ada siapapun negara yang memberikan reaksi resmi atas dukungan ini. Israel, yang telah lama menjadi target serangan rudal Hammas, belum memberikan reaksi. Demikian juga dengan Amerika Serikat, yang biasa memiliki respon cepat terhadap tindakan Korut. Tidak jelas apakah ini menunjukkan persetujuan diam atau penolakan tidak resmi.

Namun, jelas bahwa tindakan Kim Jong Un ini telah mempengaruhi dinamika politik internasional, memicu potensi realignment dan menimbulkan pertanyaan baru tentang masa depan hubungan Korut dan Palestina serta apa dampaknya bagi konflik Israel-Palestina.

Kesimpulan

Secara strategis, dukungan Korea Utara terhadap Palestina tampaknya berfungsi sebagai bagian dari upayanya untuk memperkuat posisinya dalam blok internasional anti-AS. Di dalam era politik global yang semakin polar, langkah seperti ini bisa dipandang sebagai upaya Pyongyang untuk menegaskan kembali keberadaannya dan memperjelas posisi geopolitik suatu negara.

Namun, konsekuensi dari tindakan ini mungkin sulit untuk diantisipasi, terutama jika kita mempertimbangkan sanksi internasional yang telah dikenakan pada negara tersebut. Manipulasi dalam permainan diplomasi internasional ini sangat kompleks dan hasil akhirnya masih harus dilihat.

Juga penting untuk diingat bahwa sementara retorika ini mungkin menghasilkan poin politik di beberapa arena, dampak langsungnya pada rakyat Palestina dan penyelesaian konflik yang berlangsung lama di wilayah tersebut masih belum jelas. Sejauh mana dukungan ini akan membawa perubahan konkret pada kehidupan nyata mereka masih harus ditunggu.