Penderita Asam Urat: 6 Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari

Asam Urat - Featured Image

Asam Urat - Featured Image

Bagikan artikel ini:

Kasus asam urat atau Hipurisemia, seringkali terjadi ketika kadar asam urat di dalam tubuh melebihi batas normal, dan hal ini terjadi akibat konsumsi makanan yang mengandung purin yang cukup tinggi. Makanan pantangan yang mengandung purin tinggi di antaranya adalah daging merah, makanan laut, beberapa jenis sayuran, produk susu dan beberapa minuman. Di sisi lain, makanan pantangan dengan kandungan fruktosa juga perlu dihindari oleh penderita asam urat.

Apa Saja yang Perlu di Hindari Penderita Asam Urat?

Asam Urat - Ilustrasi
Asam Urat – Ilustrasi

Makanan dan minuman yang memiliki kandungan purin yang tinggi menjadi pantangan bagi penderita asam urat, karena purin akan memproduksi limbah berupa asam urat, sehingga melebihi batas normal di dalam tubuh. Oleh karenanya, daging merah termasuk pada jenis makanan yang harus dihindari penderita asam urat. Sebagai alternatif, penderita asam urat bisa mengonsumsi daging unggas putih yang tidak memiliki masalah pada kadar purin nya.

Selain itu, makanan laut juga memiliki kandungan purin yang cukup tinggi. Beberapa jenis ikan yang perlu dihindari oleh penderita asam urat di antaranya adalah ikan teri kod, haddock, herring, makarel, remis, telur ikan, sarden, scallop, dan trout. Meski demikian, penderita Hipurisemia tetap bisa mengkonsumsi salmon yang dikenal sebagai makanan laut yang baik.

Beberapa jenis sayuran juga perlu diwaspadai oleh penderita Hipurisemia, seperti asparagus, bayam, kembang kol, kacang polong, dan jamur. Selain itu, konsumsi fruktosa yang tinggi pada buah-buahan perlu dihindari. Para peneliti telah menunjukkan bahwa ada korelasi antara konsumsi makanan yang tinggi fruktosa dan gejala Hipurisemia. Sebagai gantinya, penderita Hipurisemia bisa mengonsumsi jus buah tanpa tambahan pemanis.

Minuman seperti bir dan minuman bersoda sangat dilarang dikonsumsi oleh penderita Hipurisemia. Bir mengandung purin dan memperlambat kemampuan tubuh untuk membuang asam urat melalui urine, sehingga meningkatkan kadar Hipurisemia dalam tubuh. Penderita asam urat juga perlu membatasi konsumsi produk susu yang mengandung lemak yang tinggi seperti susu murni dan es krim. Sebagai pengganti, penderita Hipurisemia bisa mengonsumsi produk susu yang rendah lemak atau bebas lemak seperti keju, yogurt, susu rendah lemak dan es krim.

Dalam rangka menghindari gejala Hipurisemia, penderita perlu mencoba menghindari makanan yang mengandung purin dan fruktosa tinggi. Selain itu, penting juga untuk mencukupi kebutuhan air 1,5-2 liter per hari dan memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan, serta membatasi konsumsi daging merah dan makanan laut.

Dalam menghindari gejala Hipurisemia, penderita Hipurisemia harus memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi, sehingga kadar purin dalam tubuh tetap pada batas normal. Dengan memahami pantangan dan memperbanyak konsumsi sayur-mayur serta buah-buahan, penderita Hipurisemia dapat mengurangi risiko untuk mempertahankan keseimbangan kadar Hipurisemia dalam tubuh.

Perhatikan juga Berat Badan dan Aktivitas Fisik

Asam Urat - Ilustrasi 2
Asam Urat – Ilustrasi 2

Selain mengatur pola makan, perhatikan juga berat badan dan tingkat aktivitas fisik Anda. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko terjadinya Hipurisemia. Jika Anda memiliki kelebihan berat badan, upayakan untuk menurunkannya secara perlahan dengan menjaga pola makan sehat dan melakukan aktivitas fisik secara teratur.

Aktivitas fisik juga sangat penting dalam mengontrol Hipurisemia. Berolahraga secara teratur dapat membantu meningkatkan metabolisme dan membantu tubuh menghilangkan asam urat melalui proses buang air kecil. Pilihlah jenis olahraga yang tidak terlalu berat pada sendi, seperti berjalan, berenang, atau bersepeda. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan panduan yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

Perhatikan Penggunaan Obat-obatan

Dalam beberapa kasus, penderita Hipurisemia mungkin membutuhkan obat-obatan untuk mengontrol kadar Hipurisemia dalam tubuh. Obat-obatan ini dapat diresepkan oleh dokter dan biasanya termasuk obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), obat penurun Hipurisemia, atau pencegah pembentukan Hipurisemia. Selalu ikuti petunjuk penggunaan dan dosis yang diberikan oleh dokter Anda.

Kesimpulan

Menghindari makanan dan minuman yang mengandung purin tinggi merupakan langkah penting dalam pengelolaan Hipurisemia. Selain itu, perhatikan juga berat badan, tingkat aktivitas fisik, dan konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan obat-obatan yang tepat. Dengan menjaga pola makan sehat, gaya hidup aktif, dan pengelolaan yang tepat, Anda dapat mengontrol Hipurisemia dan mengurangi risiko flare-up atau serangan Hipurisemia. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang lebih spesifik sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.